BAB IV
4.1 deskripsi data, hasil penelitian dan analisis
4.1.1 Lingkup Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1932
berdiri pabrik minuman Coca-Cola pertama di Indonesia dengan De Nederlans Indische
Mineraalwater Fabriek Coca-cola. Pabrik ini milik seorang insinyur Belanda yang bernama Bernadus
Konings, letak pabrik tersebut terletak di jalan Postweg Noord no.32 Batavia (
sekarang jalan Antara) Jakarta. Kapasitas mesinnya pada waktu itu baru hanya
mencapai 500 peti a 24 botol perhari. Sejak masuknya Jepang ke Indonesia
pada tahun 1942 pabrik itu
menghentikan kegiatannya. Kemudian pada tahun 1953 pabrik itu dibuka kembali setelah Bernadus
Konings menjual beberapa sahamnya kepada kedua orang perintis kemerdekaan yaitu
Prof. Mulia dan M. Tabrani beserta rekan Mr. Tatang Nana, Mr. Dr. Aminoedin Pohan. Mereka inilah yang kemudian
mendirikan The Indonesian Bottlers Ltd.NV. yang berstatus nasional Indonesia
dengan modal
awal Rp. 6.000.000
sebagai penerus Coca-Cola dari
perusahaan yang terdahulu karena tidak dapat beroperasi sehingga The Indonesian Bottlers
Ltd.NV. Kemudian mencari tambahan modal dan akhirnya lebur menjadi PT Djaya Beverages Bottling Company, setelah menggabungkan usahanya dengan beberapa perusahaan lain pada tahun 1970. Kemudian bersamasama
mendirikan pabrik baru di Jl. Letjend Suprapto dengan kapasitas produksi yang meningkat sejak
produksi perdananya.
Pada tahun 1975
PT Djaya Beverages
Bottling Company menunjuk dan
mengangkat PT Enam Sekawan sebagai distributor yang diberikan wewenang sebagai agen tunggal yang menangani
pemasaran hasil produksi PT Djaya Beverages
Bottling Company.
Pada tanggal 23 Jun 1975 PT Enam
Sekawan didirikan dan merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk badan hukum ini berdasarkan atas
adanya peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia
No. 17/KP/7/68 dan
No.314/KP/XII/70 yang isinya adalah : Setiap perusahaan industri yang bersifat Joint Venture tidak
diperkenankan untuk menjual secara langsung basil produksinya kepada konsumen. Untuk itu harus
ditunjuk suatu perusahaan yang bersifat nasional sebagai agen tunggal, yang selanjutnya
memasarkan hasil produksinya kepada konsumen.
Atas dasar peraturan tersebut maka PT Djaya Beverages Bottling Company menunjuk PT Enam Sekawan sebagai distributor yang diberi wewenang menangani kegiatan
perdistibusian hasil produksi dari PT Djaya Beverages
Bottling Company. Adapun status PT Enam Sekawan
merupakan jika ditinjau dari fisik maka PT Enam Sekawan merupakan salah satu bagian dari
departemen dari PT Djaya Beverages Bottling Company namun jika ditinjau dari segi hukum maka PT Enam Sekawan
terpisah dengan PT Djaya Beverages Bottling Company dalam hal ini departemen marketing, bidang
usahanya dari PT Enam Sekawan Berhubungan semua hasil produksi dari PT Djaya Beverages Bottling Company yang bergerak dalam bidang minuman ringan yang terdiri dari bermacam produk diantaranya
minuman CocaCola, Fanta dan Sprite.
4.1.2 Aktivitas Perusahaan
PT Enam Sekawan bertugas memasarkan minuman ningan
Coca-Cola, Fanta dan Sprite dari PT Djaya Beverages Bottling Company. Coca-cola
sebagai produk utama sedangkan Fanta dan Sprite sebagai produk pendamping. Dari
ketiga produk tersebut perusahaan membentuk berbagai bentuk macam kemasan dan
ukuran serta berbagai macam rasa. Adapun hasil produk dari perusahaan Djaya
Beverages Bottling Company antara lain sebagai berikut :
1. Coca-Cola
2. Sprite
3. Fanta
a. Fanta orange
b. Fanta grape
c. Fanta strawberi
d. Fanta hijau
e. Fanta fruit punch
f. Fanta root beer
Untuk menyimpan hasil produk yang slap akan dipasarkan
maka PT Enam Sekawan mempunyai gudang ( Ware House) yang tersebar diwilayah DKI
dan luar wilayah DKI. Selain gudang tersebut di atas ada gudang-gudang pembantu
lainnya yaitu mini Ware House dan Stock Print yang berfungsi memudahkan
konsumen untuk mendapatkan produk dengan cepat, hemat dan mudah. Stock print
adalah gudang pembantu dari Ware House yang ditempatkan pads konsumen dengan
tujuan untuk mempersingkat jalur distribusi.s
Adapun nama dan pabrik atau perusahaan yang memproduksi Coca-cola,
Fanta dan Sprite dengan area atau wilayah pemasaran diseluruh Indonesia yaitu:
NAMA PERUSAHAAN
|
AREA PEMASARAN
|
|
1.
|
PT DBBC, Jakarta
|
JABOTABEK, Serang dan sekitarnya
|
2.
|
PT Djaya Beverages
Bottling Company
|
Jawa Tengah
|
3.
|
PT Tirtalina Bottling, Co
|
Jawa Timur
|
4. PT Mukti Indah Bottling, Co
|
Jawa Tengah
|
|
5.
|
PT Tribina Jaya Nusantara
|
SUMBAR
|
6.
|
PT Banyu Agung Mas Sejahtera
|
Bali
|
7.
|
PT Multi Bintang Indonesia
|
Sumatra Utara
|
8.
|
PT Swara Dwipa Mekar
|
Lampung
|
9.
|
PT Tirta Permatasari
|
Sulawesi Selatan
|
10. PT Chaticma Bottling
|
Sulawesi Utara
|
Sistem perindustrian Coca-cola di Jakarta dilakukan
langsung distributor tunggal yaitu PT Enam Sekawan dengan memakai khusus pula dan dilaksanakan oleh armada penjualan PT Enam Sekawan dengan
waktu kunjungan kepada pelanggan 2 kali dalam seminggu. PT Enam Sekawan dalam
menyalurkan minuman mempergunakan 2 sistem saluran distribusi yaitu
1. Sistem Langsung
PT Enam Sekawan dalam melakukan kegiatan penyaluran secara langsung produk
Coca-cola ke konsumen akhir dengan memakai kegiatan yang
dinamakan kegiatan spesial event dengan syarat
pembelian dilakukan dengan partai besar misalnya : Konsumen membeli minuman
Coca-cola untuk keperluan pesta pernikahan atau upacara dan lain sebagainya, atau
menjual secara langsung path tempat-tempat rekreasi.
2. Sistem Tidak Langsung
Dalam melakukan saluran distribusi tidak
langsung yaitu PT Enam Sekawan menjual produk Coca-cola kepada dister untuk mencapai
konsumen akhir, bila digambarkan adalah :
DISTRIBUTOR DISTER KONSUMEN
Adapun
tipe-tipe dister yang jadi sasaran pada PT Enam Sekawan yakni :
a.
Whole Shaler
b. Procision
c. Bar
d. Restaurant
e. Coffe Shop
f Amusement
g. Sekolah
h. Hotel
Persaingan yang dihadapi oleh PT Enam Sekawan dalam memasarkan minuman hasil
produksi milik PT Djaya Beverages Bottling Company hanya terletak pada persaingan masalah promosi.
Salah satu keuntungan yang sangat menunjang akan produk Coca-Cola yaitu saat
ini Coca-Cola diminum sebanyak 150.000 botol sehari kurang lebih 155 nepra di dunia, jadi
secara tidak langsung Coca-Cola telah mempromosikan hasil produksinya.
Dalam segi harga hampir tidak ada
persaingan, karena perusahaan minuman Coca-Cola adalah salah satu perusahaan minuman Coca-Cola yang termasuk
dari anggota ASOSIASI INDUSTRI MINUMAN (ASRIM) dan harga jual menurut ASRIM.
Badan ini mempunyai anggota antara lain
1. PT Nasional Indonesia, memproduksi minuman :
·
Green sport
·
Mirinda
·
Pepsi cola dan team
2. PT Limun Indonesia, memproduksi minuman :
·
Seven Up
· F&N
3. PT Prem Club, memproduksi minuman :
·
RC
·
Oso
·
Y Canada Dry
4. PT DBBC dan perusahaan-perusahaan yang berada dibawah pengawasan PT Coca-cola Indonesia.
5. PT Sosro Indonesia, memproduksi minuman :
·
Teh Botol
Sosro
Untuk menghadapi persaingan PT Enam Sekawan membuat
kebijaksanaan dengan memberikan pelayanan yang baik kepada dister, misalnya memberikan service gratis untuk
tempat pendingin, memberikan sedotan dengan cuma-Cuma serta jadwal kunjungan
kepada dister dengan tepat dan cepat mengantar minuman Cocacola, Fanta dan Sprite ke setiap
pelosok-pelosok tempat sampai ke tangan dister dan konsumen agar tidak lari ke
produk lain.
4.4. Analisis Data
Dalam pelaksanaan promosi, PT Enam Sekawan akan
selalu mempertimbangkan dan memperhatikan penggunaan biaya untuk pemasangan Promosi, baik melalui media massa, media elektronika
maupun dengan menggunakan papan reklame. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi
pemborosan biaya, maka untuk itulah PT Enam Sekawan menempatkan orang-orang ahli
dibidang marketing untuk menangani kegiatan promosi ini.
Adapun perkembangan biaya promosi dan hasil
penjualan yang dikeluarkan PT Enam Sekawan dapat
dilihat sebagai berikut :
TABEL 1
DATA BIAYA PROMOSI DAN HASIL PENJUALAN
Tahun
|
Biaya
Promosi(x)
|
Hasil Penjualan(y)
|
1991
|
206,158,000
|
430,000,000
|
1992
|
216,507,000
|
520,000,000
|
1993
|
241,208,000
|
650,000,000
|
1994
|
366,641,000
|
740,000,000
|
1995
|
424,997,000
|
830,000,000
|
1996
|
567,094,000
|
900,000,000
|
1997
|
684,982,000
|
925,000,000
|
4.5. Interprestasi Data
Perhitungan
Regresi dan Korelasi
Didalam menganalisa data dipergunakan dua
variabel yaitu variabel X dan Variabel Y, dipromosia variabel X menunjukkan jumlah biaya Promosi dan variabel Y menunjukkan hasil
penjualan.
Selanjutnya untuk melihat
perhitungan regresi linier sederhana dari variabel X dan variabel Y dilakukan dengan membuat lembar kerja sebagai
berikut:
Tahun
|
x
|
y
|
|
1991
|
206,158,000
|
430,000,000
|
|
1992
|
216,507,000
|
520,000,000
|
|
1993
|
241,208,000
|
650,000,000
|
|
1994
|
366,641,000
|
740,000,000
|
|
1995
|
424,997,000
|
830,000,000
|
|
1996
|
567,094,000
|
900,000,000
|
|
1997
|
684,982,000
|
925,000,000
|
|
n
|
7
|
||
a
|
349475446
|
||
b
|
0,94
|
||
r
|
0.92
|
||
r2
|
0,85
|
||
Jadi basil regresi
yang didapat adalah sebagai berikut :
Y = 349.475.446 + 0,94 (x)
Dengan menggunakan persamaan
tersebut, pada tahun 1998 perusahaan merencanakan biaya promosi sebesar
Rp. 796.982 maka
besarnya peramalan hasil penjualan adalah sebesar 349.475.446 + 0,94 (796.982) = 350.225.651.1 Rupiah.
Nilai b sebesar 0,94 mempunyai arti
bahwa setiap perubahan biaya Promosi sebesar Rp 1 akan diimbangi dengan hasil
penjualan sebesar 0,94. disini terlihat penyeimbang kenaikan biaya Promosi
terhadap hasil penjualan yaitu sebesar 0,94. Dikarenakan biaya Promosi yang
dihitung disini adalah biaya Promosi untuk seluruh jenis kemasan produk dan
juga biaya Promosi disini dihitung untuk seluruh Indonesia. Jadi bukan biaya Promosi khusus pada PT Enam Sekawan, maka
kenaikan biaya Promosi menjadi terlihat kurang diimbangi dengan kenaikan hasil penjualan.
Nilai koefisien korelasi sebesar
0,92 yaitu mendekati +1, maka berarti hubungan antara biaya promosi dengan
hasil penjualan adalah memiliki hubungan yang kuat dan bersifat positif,
dipromosia kenaikan pada biaya promosi akan meningkatkan hasil penjualan.
Selanjutnya untuk mengetahui
hubungan dari biaya promosi terhadap hasil penjualan dapat diketahui dengan menggunakan koefisien determinasi (r) yaitu sebesar 0,85 atau 85 %. Yang berarti bahwa besarnya proporsi sumbangan atau
andil dari pada biaya Promosi terhadap kenaikan hasil penjualan
adalah sebesar 85 %, sedangkan sisanya sebesar 15 % dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas
dan analisa yang penulis tuangkan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis
mencoba menyimpulkan sebagai berikut :
·
Strategi
promosi yang ditetapkan perusahaan meliputi :
a. Promosi
b. Promosi
penjualan
c. Publisitas
d. Personal selling
·
Bahwa
setelah dianalisa dengan persamaan regresi linier sederhana dan koefisien
korelasi yang menggambarkan antara jumlah biaya promosi (x) dan hasil penjualan (y) adalah : Y
= 349.475.446
+ 0,94 (x)
dapat penjualan untuk tahun 1998 dengan biaya
promosi sebesar Rp. 796.982 ribu, maka besarnya hasil penjualan pada tahun 1998
adalah :Y = 349.475.446 + 0,94 (796.982) = 350.225.651.1 Rupiah.
Kemudian besarnya koefisien
korelasi sederhananya yaitu r = 0,92 berarti r mendekati 1 yaitu korelasi
antara kedua variabel tersebut positif dan kuat dan jelas sekali biaya promosi
yang dikeluarkan oleh PT Enam Sekawan berpengaruh terhadap hasil penjualan
artinya setiap kenaikan biaya promosi akan menaikan tingkat hasil penjualan.
Sedangkan hasil r2 adalah sebesar 85%. Sehingga dapat dikatakan bahwa biaya promosi
memiliki pengaruh terhadap hasil penjualan sebesar 85% sedangkan sisanya dari variabel lain.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari uraian
tersebut penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya akan bermanfaat bagi perusahaan di masa
yang akan
datang sebagai berikut :
1. Dengan
adanya peranan promosi dalam PT Enam Sekawan maka
produk dari perusahaan tersebut semakin dikenal dan disenangi serta penulis
menyarankan agar peran promosi tetap dipertahankan.
2. Perusahaan
harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari setiap kebijaksanaan pemerintah
yang dapat
mempengaruhi harga jual.
3. Didalam
menetapkan kebijakan harga hendaknya perusahaan dapat memperhatikan daya beli
konsumen.
1 komentar:
Nice blog with good content thanks for sharing your blog.
Inflatable bottle pouch
Posting Komentar