Post Icon

trick art


Ada pameran unik yang berlangsung di Grand Indonesia, tepatnya di West Mall lantai 5. Nama pameran ini adalah Trick Art. Apa itu Trick Art?
"Trick Art adalah seni yang memanipulasi daya pandang, atau lebih sering disebut optical illusion. Jadi, bentuknya lukisan-lukisan datar tetapi ada efek 3D-nya," jelas Adit, promotor Trick Art di Indonesia.
Semua lukisan yang dipamerkan dibawa langsung dari Jepang. Lukisan-lukisan ini memang tampak nyata, objek-objek di dalamnya seperti keluar dari pigura. Namun, ada juga lukisan yang kelihatannya biasa, tetapi jika dilihat dari satu titik, efek 3D-nya baru terlihat.
Terdapat puluhan lukisan yang bisa dinikmati pengunjung sambil berfoto. Tidak perlu bingung menentukanangle terbaik untuk berfoto dengan efek 3D karena tersedia titik best angle di setiap lukisan. Jika tidak mau repot, ada petugas yang siap membantu memotret pengunjung sekaligus mengarahkan gaya.
Selain lukisan, ada pula ruangan yang memiliki efek ilusi, misalnya ruangan cermin. Ruangan ini terbagi menjadi dua ruangan identik yang tengahnya dibatasi sekat. Jika masuk ke salah satu ruang, maka pengunjung seolah-olah berhadapan dengan cermin. Ada pula ruangan yang membuat pengunjung yang masuk tampak seperti raksasa jika dilihat dari luar.
Untuk hari Senin-Jumat, tiket masuk ke pameran ini dibandrol seharga Rp 50.000,- untuk dewasa dan Rp 35.000,- untuk anak-anak dan pelajar. Hari Sabtu dan Minggu, harga tiket masuk menjadi Rp 75.000,- untuk dewasa dan Rp 50.000,- untuk anak-anak dan pelajar.
Pameran yang dimulai tanggal 2 Desember 2012 ini masih akan berlangsung hingga tanggal 3 Februari 2013. Meskipun baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia, sambutan masyarakat sangat baik. Hal ini terbukti dari jumlah pengunjung yang selalu ramai. Untuk itu, ada kemungkinan Trick Art dijadikan acara rutin tahunan.
"Kita ingin membawa Trick Art lagi dengan karya-karya yang berbeda. Mungkin tahun depan atau dua tahun lagi," tutur Adit.
sumber :http://ultimagz-online.com/index.php/cartikel/view/452
s

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

jurnal metode riset (3)


BAB IV
4.1 deskripsi data, hasil penelitian dan analisis

4.1.1 Lingkup Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1932 berdiri pabrik minuman Coca-Cola pertama di Indonesia dengan De Nederlans Indische Mineraalwater Fabriek Coca-cola. Pabrik ini milik seorang insinyur Belanda yang bernama Bernadus Konings, letak pabrik tersebut terletak di jalan Postweg Noord no.32 Batavia ( sekarang jalan Antara) Jakarta. Kapasitas mesinnya pada waktu itu baru hanya mencapai 500 peti a 24 botol perhari. Sejak masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 pabrik itu menghentikan kegiatannya. Kemudian pada tahun 1953 pabrik itu dibuka kembali setelah Bernadus Konings menjual beberapa sahamnya kepada kedua orang perintis kemerdekaan yaitu Prof. Mulia dan M. Tabrani beserta rekan Mr. Tatang Nana, Mr. Dr. Aminoedin Pohan. Mereka inilah yang kemudian mendirikan The Indonesian Bottlers Ltd.NV. yang berstatus nasional Indonesia dengan modal awal Rp. 6.000.000 sebagai penerus Coca-Cola dari perusahaan yang terdahulu karena tidak dapat beroperasi sehingga The Indonesian Bottlers Ltd.NV. Kemudian mencari tambahan modal dan akhirnya lebur menjadi PT Djaya Beverages Bottling Company, setelah menggabungkan usahanya dengan beberapa perusahaan lain pada tahun 1970. Kemudian bersama­sama mendirikan pabrik baru di Jl. Letjend Suprapto dengan kapasitas produksi yang meningkat sejak produksi perdananya.
Pada tahun 1975 PT Djaya Beverages Bottling Company menunjuk dan mengangkat PT Enam Sekawan sebagai distributor yang diberikan wewenang sebagai agen tunggal yang menangani pemasaran hasil produksi PT Djaya Beverages Bottling Company.
Pada tanggal 23 Jun 1975 PT Enam Sekawan didirikan dan merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk badan hukum ini berdasarkan atas adanya peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia No. 17/KP/7/68 dan No.314/KP/XII/70 yang isinya adalah : Setiap perusahaan industri yang bersifat Joint Venture tidak diperkenankan untuk menjual secara langsung basil produksinya kepada konsumen. Untuk itu harus ditunjuk suatu perusahaan yang bersifat nasional sebagai agen tunggal, yang selanjutnya memasarkan hasil produksinya kepada konsumen.
Atas dasar peraturan tersebut maka PT Djaya Beverages Bottling Company menunjuk PT Enam Sekawan sebagai distributor yang diberi wewenang menangani kegiatan perdistibusian hasil produksi dari PT Djaya Beverages Bottling Company. Adapun status PT Enam Sekawan merupakan jika ditinjau dari fisik maka PT Enam Sekawan merupakan salah satu bagian dari departemen dari PT Djaya Beverages Bottling Company namun jika ditinjau dari segi hukum maka PT Enam Sekawan terpisah dengan PT Djaya Beverages Bottling Company dalam hal ini departemen marketing, bidang usahanya dari PT Enam Sekawan Berhubungan semua hasil produksi dari PT Djaya Beverages Bottling Company yang bergerak dalam bidang minuman ringan yang terdiri dari bermacam produk diantaranya minuman Coca­Cola, Fanta dan Sprite.

4.1.2 Aktivitas Perusahaan
PT Enam Sekawan bertugas memasarkan minuman ningan Coca-Cola, Fanta dan Sprite dari PT Djaya Beverages Bottling Company. Coca-cola sebagai produk utama sedangkan Fanta dan Sprite sebagai produk pendamping. Dari ketiga produk tersebut perusahaan membentuk berbagai bentuk macam kemasan dan ukuran serta berbagai macam rasa. Adapun hasil produk dari perusahaan Djaya Beverages Bottling Company antara lain sebagai berikut :
       1.    Coca-Cola
       2.    Sprite
       3.    Fanta
a.    Fanta orange
b.    Fanta grape
c.    Fanta strawberi
d.    Fanta hijau
e.    Fanta fruit punch
f.     Fanta root beer

Untuk menyimpan hasil produk yang slap akan dipasarkan maka PT Enam Sekawan mempunyai gudang ( Ware House) yang tersebar diwilayah DKI dan luar wilayah DKI. Selain gudang tersebut di atas ada gudang-gudang pembantu lainnya yaitu mini Ware House dan Stock Print yang berfungsi memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk dengan cepat, hemat dan mudah. Stock print adalah gudang pembantu dari Ware House yang ditempatkan pads konsumen dengan tujuan untuk mempersingkat jalur distribusi.s
Adapun nama dan pabrik atau perusahaan yang memproduksi Coca-cola, Fanta dan Sprite dengan area atau wilayah pemasaran diseluruh Indonesia yaitu:

NAMA PERUSAHAAN
AREA PEMASARAN
1.
PT DBBC, Jakarta
JABOTABEK, Serang dan sekitarnya
2.
PT Djaya Beverages Bottling Company
Jawa Tengah
3.
PT Tirtalina Bottling, Co
Jawa Timur
4.   PT Mukti Indah Bottling, Co
Jawa Tengah
5.
PT Tribina Jaya Nusantara
SUMBAR
6.
PT Banyu Agung Mas Sejahtera
Bali
7.
PT Multi Bintang Indonesia
Sumatra Utara
8.
PT Swara Dwipa Mekar
Lampung
9.
PT Tirta Permatasari
Sulawesi Selatan
10. PT Chaticma Bottling
Sulawesi Utara





Sistem perindustrian Coca-cola di Jakarta dilakukan langsung distributor tunggal yaitu PT Enam Sekawan dengan memakai khusus pula dan dilaksanakan oleh armada penjualan PT Enam Sekawan dengan waktu kunjungan kepada pelanggan 2 kali dalam seminggu. PT Enam Sekawan dalam menyalurkan minuman mempergunakan 2 sistem saluran distribusi yaitu
1.    Sistem Langsung
       PT Enam Sekawan dalam melakukan kegiatan penyaluran secara langsung produk Coca-cola ke konsumen akhir dengan memakai kegiatan yang dinamakan kegiatan spesial event dengan syarat pembelian dilakukan dengan partai besar misalnya : Konsumen membeli minuman Coca-cola untuk keperluan pesta pernikahan atau upacara dan lain sebagainya, atau menjual secara langsung path tempat-tempat rekreasi.
2.    Sistem Tidak Langsung
       Dalam melakukan saluran distribusi tidak langsung yaitu PT Enam Sekawan menjual produk Coca-cola kepada dister untuk mencapai konsumen akhir, bila digambarkan adalah :
       DISTRIBUTOR                         DISTER                       KONSUMEN
       Adapun tipe-tipe dister yang jadi sasaran pada PT Enam Sekawan yakni :
a.     Whole Shaler
b.    Procision
c.     Bar
d.    Restaurant
e.     Coffe Shop
f      Amusement
g.    Sekolah
h.    Hotel
       Persaingan yang dihadapi oleh PT Enam Sekawan dalam memasarkan minuman hasil produksi milik PT Djaya Beverages Bottling Company hanya terletak pada persaingan masalah promosi. Salah satu keuntungan yang sangat menunjang akan produk Coca-Cola yaitu saat ini Coca-Cola diminum sebanyak 150.000 botol sehari kurang lebih 155 nepra di dunia, jadi secara tidak langsung Coca-Cola telah mempromosikan hasil produksinya.
Dalam segi harga hampir tidak ada persaingan, karena perusahaan minuman Coca-Cola adalah salah satu perusahaan minuman Coca-Cola yang termasuk dari anggota ASOSIASI INDUSTRI MINUMAN (ASRIM) dan harga jual menurut ASRIM. Badan ini mempunyai anggota antara lain
1.    PT Nasional Indonesia, memproduksi minuman :
·           Green sport
·           Mirinda
·           Pepsi cola dan team
2.    PT Limun Indonesia, memproduksi minuman :
·       Seven Up
·       F&N
3.    PT Prem Club, memproduksi minuman :
·           RC
·           Oso
·           Y Canada Dry
4.    PT DBBC dan perusahaan-perusahaan yang berada dibawah pengawasan PT Coca-cola Indonesia.
5.    PT Sosro Indonesia, memproduksi minuman :
·           Teh Botol Sosro
Untuk menghadapi persaingan PT Enam Sekawan membuat kebijaksanaan dengan memberikan pelayanan yang baik kepada dister, misalnya memberikan service gratis untuk tempat pendingin, memberikan sedotan dengan cuma-Cuma serta jadwal kunjungan kepada dister dengan tepat dan cepat mengantar minuman Coca­cola, Fanta dan Sprite ke setiap pelosok-pelosok tempat sampai ke tangan dister dan konsumen agar tidak lari ke produk lain.

4.4. Analisis Data
Dalam pelaksanaan promosi, PT Enam Sekawan akan selalu mempertimbangkan dan memperhatikan penggunaan biaya untuk pemasangan Promosi, baik melalui media massa, media elektronika maupun dengan menggunakan papan reklame. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi pemborosan biaya, maka untuk itulah PT Enam Sekawan menempatkan orang-orang ahli dibidang marketing untuk menangani kegiatan promosi ini.
Adapun perkembangan biaya promosi dan hasil penjualan yang dikeluarkan  PT Enam Sekawan dapat dilihat sebagai berikut :

TABEL 1
DATA BIAYA PROMOSI DAN HASIL PENJUALAN
Tahun
Biaya Promosi(x)
Hasil  Penjualan(y)
1991
      206,158,000
             430,000,000
1992
      216,507,000
             520,000,000
1993
      241,208,000
             650,000,000
1994
      366,641,000
             740,000,000
1995
      424,997,000
             830,000,000
1996
      567,094,000
             900,000,000
1997
      684,982,000
             925,000,000

4.5. Interprestasi Data
       Perhitungan Regresi dan Korelasi
Didalam menganalisa data dipergunakan dua variabel yaitu variabel X dan Variabel Y, dipromosia variabel X menunjukkan jumlah biaya Promosi dan variabel Y menunjukkan hasil penjualan.
Selanjutnya untuk melihat perhitungan regresi linier sederhana dari variabel X dan variabel Y dilakukan dengan membuat lembar kerja sebagai berikut:

Tahun
x
y
1991
      206,158,000
             430,000,000
1992
      216,507,000
             520,000,000
1993
      241,208,000
             650,000,000
1994
      366,641,000
             740,000,000
1995
      424,997,000
             830,000,000
1996
      567,094,000
             900,000,000
1997
      684,982,000
             925,000,000
n
7

a
349475446

b
0,94

r
0.92

r2
0,85


Jadi basil regresi yang didapat adalah sebagai berikut :
Y = 349.475.446 + 0,94 (x)
Dengan menggunakan persamaan tersebut, pada tahun 1998 perusahaan merencanakan biaya promosi sebesar Rp. 796.982 maka besarnya peramalan hasil penjualan adalah sebesar 349.475.446 + 0,94 (796.982) 350.225.651.1 Rupiah.
Nilai b sebesar 0,94 mempunyai arti bahwa setiap perubahan biaya Promosi sebesar Rp 1 akan diimbangi dengan hasil penjualan sebesar 0,94. disini terlihat penyeimbang kenaikan biaya Promosi terhadap hasil penjualan yaitu sebesar 0,94. Dikarenakan biaya Promosi yang dihitung disini adalah biaya Promosi untuk seluruh jenis kemasan produk dan juga biaya Promosi disini dihitung untuk seluruh Indonesia. Jadi bukan biaya Promosi khusus pada PT Enam Sekawan, maka kenaikan biaya Promosi menjadi terlihat kurang diimbangi dengan kenaikan hasil penjualan.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,92 yaitu mendekati +1, maka berarti hubungan antara biaya promosi dengan hasil penjualan adalah memiliki hubungan yang kuat dan bersifat positif, dipromosia kenaikan pada biaya promosi akan meningkatkan hasil penjualan.
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan dari biaya promosi terhadap hasil penjualan dapat diketahui dengan menggunakan koefisien determinasi (r) yaitu sebesar 0,85 atau 85 %. Yang berarti bahwa besarnya proporsi sumbangan atau andil dari pada biaya Promosi terhadap kenaikan hasil penjualan adalah sebesar 85 %, sedangkan sisanya sebesar 15 % dipengaruhi oleh faktor lain.


BAB V


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas dan analisa yang penulis tuangkan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan sebagai berikut :
·           Strategi promosi yang ditetapkan perusahaan meliputi :
a.    Promosi
b.    Promosi penjualan
c.    Publisitas           
d.    Personal selling
·           Bahwa setelah dianalisa dengan persamaan regresi linier sederhana dan koefisien korelasi yang menggambarkan antara jumlah biaya promosi (x) dan hasil penjualan (y) adalah : Y = 349.475.446 + 0,94 (x) dapat penjualan untuk tahun 1998 dengan biaya promosi sebesar Rp. 796.982 ribu, maka besarnya hasil penjualan pada tahun 1998 adalah :Y = 349.475.446 + 0,94 (796.982) = 350.225.651.1 Rupiah.

Kemudian besarnya koefisien korelasi sederhananya yaitu r = 0,92 berarti r mendekati 1 yaitu korelasi antara kedua variabel tersebut positif dan kuat dan jelas sekali biaya promosi yang dikeluarkan oleh PT Enam Sekawan berpengaruh terhadap hasil penjualan artinya setiap kenaikan biaya promosi akan menaikan tingkat hasil penjualan. Sedangkan hasil r2 adalah sebesar 85%. Sehingga dapat dikatakan bahwa biaya promosi memiliki pengaruh terhadap hasil penjualan sebesar 85% sedangkan sisanya dari variabel lain.


5.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari uraian tersebut penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang sebagai berikut :
1.    Dengan adanya peranan promosi dalam PT Enam Sekawan maka produk dari perusahaan tersebut semakin dikenal dan disenangi serta penulis menyarankan agar peran promosi tetap dipertahankan.
2.    Perusahaan harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari setiap kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi harga jual.
3.    Didalam menetapkan kebijakan harga hendaknya perusahaan dapat memperhatikan daya beli konsumen.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

jurnal metode riset (2)


BAB III
3.1 metodologi penelitian
·           Study Kasus
       Yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakng, sifat serta karakter-karakter yang berhubungan dengan produk coca-cola. Terutama mengenai iklan produk coca-cola terhadap hasil penjualannya.
·           Pengumpulan Data
       Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa:
1.    Data sekunder
       Yaitu melalui data-data dari sumber-sumber tertulis yang diterbitkan oleh perusahaan, literatur serta bahan-bahan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah ini.
2.    Data primer
       Yaitu melalui tanya jawab penulis dengan karyawan perusahaan yang bersangkutan.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

jurnal metode riset (1)


tema : PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN COCA-COLA 1 LITER PADA  PT. ENAM SEKAWAN

BAB I


1.1 Latar Belakang
Bersamaan dengan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan dan kehidupan social ekonomi masyarakat yang disertai teknologi, menyebabkan peningkatan kebutuhan iklanusia akan barang dan jasa yang bermutu baik. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa, selalu berusaha untuk menarik minat konsumen dengan memperkenalkan produk mereka melalui ikian-iklan. Hal in sangat erat hubungannya dengan penggunaan sarana periklanan maka perusahaan dapat memperkenalkan produknya melalui media massa sehingga dapat dikenal oleh masyarakat atau konsumen denagn cepat. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang minuiklan ringan dengan beraneka ragam jenis dan merk sehingga timbullah persaingan yang semakin tajam diantara perusahaan yang membuat minuiklan maka keadaan pasar berubah menjadi Buyer Market yaitu kekuatan pasar dikuasai oleh pembeli. Dalam keadaan demikian maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Dalam situasi dan kondisi inilah dirasakan pentingnya pelaksanaan kegiatan periklanan dalam upaya memperkenalkan dan menarik minat konsumen sehingga tumbuh keinginan untuk memiliki atau membeli produk yang ditawarkan perusahaan tersebut. Disamping itu sebagai alat untuk menjembatani antara produsen dan konsumen dalam melaksanakan kegiatan pemasaran sehingga barang dan jasa dapat diketahui konsumen tentang kegunaan maupun cara pemakaian dan diharapkan kelanjutan produksi dapat dipertahankan.
Peranan periklanan didalam suatu perusahaan dan dalam upaya mempertahankan serta mengembangkan perusahaan baik bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri maupun jasa. Faktor-faktor tersebut diatas mendorong penulis dalam jurnal ilmiah dengan judul "PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN COCA-COLA 1 LITER PADA          PT. ENAM SEKAWAN.”

1.2 Rumusan Masalah
·           Bagaiiklana strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Enam sekawan.
·           Bagaiiklanakah pengaruh biaya promosi terhadap hasil penjualan.
1.3 Tujuan Penulisan
·           Untuk mengetahui strategi promosi pada PT. Enam Sekawan.
·           Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap hasil  penjualan pada PT. Enam Sekawan.

1.4 Kerangka Pemikiran
Pokok masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah kegiatan periklanan yang dilakukan oleh PT. Enam Seakawan. Disini penulis hanya membatasi pada masalah pengaruh biaya promosi diukur dari rupiah terhadap hasil penjualan dalam krat pada produk coca-coal dalam isi 1 liter, yang meliputi wilayah DKI Jakarta. Sedangkan data yang dipergunakan adalah data biaya periklanan dan hasil penjualan dari tahun 1991-1997 pada PT. Enam Sekawan.

BAB II

2.1 kajian teori
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran (Marketing) merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.
Marketing menurut Wiliam J. Stanton dalam (Basu dan Iraiklan, 1990) menyatakan bahwa :
Marketing adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.
Jadi dengan adanya pemasaran produk tersebut pengusaha bias dengan mudah menjual produknya kepasaran diiklana produk tersebut akan dapat dikonsumsi oleh para konsumennya. Hal demikian tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan produk tersebut laku atau tidaknya dipasaran, misalnya : dengan menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan dapat memberikan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dengan demikan pemasaran (Marketing) sangat diperlukan dalam meluncurkan produk baru tersebut tanpa menghilangkan kesan lama yaitu kualitas, cita rasa, kelezatan dan kepuasan.


2.1.2 Bauran Promosi
Menurut Basu dan Iraiklan (1990) Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling balk dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
1.    Periklanan : Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2.    Personal Selling : Presentasi liasn dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3.    Publisitas : Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial didalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
4.    Promosi Penjualan : Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukan, pameran dan demostrasi.

2.1.3 Iklan
Dalam memperkenalkan suatu produk (barang) kepada masyarakat atau konsumen meiklang tidaklah mudah, karena hal tersebut memerlukan perencanaan dan perhitungan yang matang. Agar produk dapat diterima masyarakat selaku konsumen atau pemakai maka suatu perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk menggunakan periklanan untuk memperkenalkan produknya.
Menurut Basu Swastha (1990) menyatakan bahwa
Iklan adalah beritanya itu sendiri, sedangkan periklanan adalah prosesnya yaitu suatu program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan menyebarkan kepasar, masyarakat perlu diberitahu tentang siapa (sponsor) yang menyeponsori Iklan tersebut, dalam hal ini pembayaran dilakukan oleh sponsor kepada media yang membawakan berita tersebut.
1.    Fungsi iklan
       Adapun fungsi Iklan adalah sebagai berikut
a.     Memberikan Informasi
       Sebagaiiklana kita ketahui bahwa setiap konsumen atau pemakai tidak akan membeli suatu produk yang belum diketahui iklanfaat dengan kegunaannya. Dengan adanya informasi tentang produk, harga dan mutu maupun informasi lainnya yang diberikan perusahaan dengan melalui pemasangan Iklan tentunya membuat konsumen itu mengetahui segala iklanfaat dan kegunaan daripada produk barang tersebut.
b.    Membujuk atau Mempengarahui
       Dalam upaya menarik minat konsumen akan selalu berusaha untuk mempengaruhi konsumen melalui Iklan dengan kata-kata yang dapat membujuk atau mempengaruhi konsumen. Hal ini diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.
c.     Menciptakan citra atau image
       Dalam pemasangan Iklan suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk memberikan image atau citra yang baik kepada konsumen diantaranya seperti bentuk, warna, gaya dan letaknya menarik sehingga dengan demikan konsumen akan selalu terkesan dan selalu ingat akan produk tersebut.

2. Tujuan Iklan
Telah kita ketahui bersama bahwa pada umumnya setiap perusahaan yang ada baik perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang maupun perusahaan yang bergerak dibidang jasa sudah pasti akan selalu menghendaki perusahaannya maupun produknya dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat luas dan disamping bersaing dengan produk yang sejenis dipasaran.
Berawal serta bertitik tolak atas dasar dan gambaran tersebut diatas maka dengan melaksanakan suatu kegiatan periklanan, dimaksudkan agar setiap produk yang ada pada perusahaan  dapat  diperkenalkan  kepada  masyarakat  luas melalui kegiatan periklanan yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Dengan harapan bahwa volume penjualan tersebut dapat meningkat pada masa yang akan datang.
Menurut Tams Djayakusuma (1992) mengatakan tentang pengertian Iklan sebagai berikut :
Iklan merupakan suatu langkah promosi yang non personal dan dilakukan melalui berbagai media dengan sejumlah biaya yang dituj ukan kepada masyarakat dan konsumen khususnya.

3. Jenis jenis Iklan
Dengan begitu pesatnya perkembangan Iklan mulai dari yang sederhana hingga iklan yang modern mengakibatkan banyak ragam atau jenis iklan yang dapat dipergunakan sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen.
Menurut Tams Djayakusuma (1991), disini iklan jenisnya digolongkan menjadi :
a.     Price Advertising
       Periklanan ini merupakan iklan dengan menonjolkan suatu harga yang menarik bagi para pembeli.
b.    Brand Advertising
       Merupakan iklan dengan menonjolkan merk dari suatu produk terhadap yang melihat, membaca dan mendengar.
c.     Quality Advertising
       Dalam periklanan ini diusahakan agar membeli kesan kepada pembeli diiklana produk yang ditawarkan adalah yang bermutu tinggi.
d.    Produk Advertising
       Dalam periklanan ini diusahakan kita menarik konsumen dengan mengemukakan faedah pemakaian suatu barang atau jasa.



4.    Anggaran Iklan
Manager pemasaran memerlukan suatu metode untuk menetapkan anggaran periklanan. Efisiensi dari prosedur ini sering tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengukur efektifitas periklanannya. Teknik-teknik yang dapat dipakai antara lain, Basu dan Irawan (1990)
a.     Pendekatan Subyektif
       Metode subyektif dapat dipakai untuk menyusun anggaran berdasarkan pendapat dan pengalaiklan seseorang atau iklanajer. Umumnya iklanajer mempunyai tugas mengalokasikan anggaran tetap (fixed budget) diantara biaya periklanan dan biaya pemasaran lainnya. Jika hubungan pembeli secara langsung ditinjau sebagai elemen paling penting didalam marketing mix, maka periklanan sering dikesampingkan. Disamping itu, bilaiklana perusahaan menghendaki biaya yang lebih rendah maka biasanya periklanan akan dikurangi.
b.    Pendekatan Pedoiklan Tetap
       Pedoiklan ini menyangkut penentuan anggaran periklanan dalam bentuk persentase dari penjualan, jumlah tetap per unit atau ditentukan oleh perusahaan saingan. Beberapa perusahaan telah menentukan anggaran mereka sebagai persentase dari volume penjualan yang diramalkan untuk periode diiklana anggaran periklanan itu akan digunakan. Persentase yang sama dapat dipakai untuk menentukan anggaran periode berikutnya.
c.     Pendekatan Tugas
       Pendekatan ini menyangkut penentuan tujuan, kemudian menentukan pelaksanaan untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini dipakai oleh perusahaan mulai dengan menentukan tujuan periklanan.
d.    Pendekatan Normatif
       Penekatan normatif ini menyatakan penentuan anggaran periklanan yang oprtimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini menggunakan dasar penjualan karena penjualan ini dapat memaksimumkan
laba. Pemilihan pendekatan normatif ini tergantung pada apa ada atau tidaknya faktor pengaruhnya, maka kita hanya perlu memaksimumkan laba jangka pendek.

5. Evaluasi Kefektifan Iklan
Kefektifan iklan yang baik harus bias dipertanggungjawabkan akan berikutnya yang dipromosikan atau reklamekan kebanyakan dalam mengukur kefektifan ikian ini bersifat terapan yang berurusan dengan pelaksanaan ikian. Dalam mengukur atau mengevaluasi kefektifan ikian ini penulis mencoba menggunakan persamaan regresi linier sederhana.


Keterangan :   y   =   Variabel tak bebas
                        a   =   Konstanta
                        b   =   Koefisien regresi
                        x   =   Variabel bebas

Untuk mengetahui nilai a dan b dapal digunakan rumus sebagai berikut :


Keterangan :   n   =   Jumlah observasi
                        x   =   Biaya Iklan
                        y   =   Volume penjualan


Nilai a dapat diperkirakan dengan rumus :



Keterangan :   a   =   Konstanta
                        b   =   Koefisien regresi
                        n   =   Jumlah observasi yang dilakukan
                        y   =   Variabel tidak bebas
                        x   =   Variabel bebas

Dengan demikian dapat dicari nilai koefisien korelasi dengan rumus:





Keterangan :   n   =   Jumlah observasi
                        x   =   Untuk total biaya advertising
                        y   =   Untuk total penjualan
                        r   =   Koefisien korelasi

Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variable sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
Bila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan hubungannya sangat kuat.
Bila r = -1, atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan negatif dan hubungannya sangat kuat.
Tanda plus (+) dan (-) pada koefisien korelasi memiliki arti yang khas.
Bila r = posistif, maka korelasi antara ke 2 variabel bersifat searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai (y).
Bila r = negatif, maka kenaikan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai-nilai (y) atau sebaliknya. (Dajan, 1990).

2.2 penelitian terdahulu
Hal in sangat erat hubungannya dengan penggunaan sarana periklanan maka perusahaan dapat memperkenalkan produknya melalui media massa sehingga dapat dikenal oleh masyarakat atau konsumen denagn cepat. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang minuiklan ringan dengan beraneka ragam jenis dan merk sehingga timbullah persaingan yang semakin tajam diantara perusahaan yang membuat minuiklan maka keadaan pasar berubah menjadi Buyer Market yaitu kekuatan pasar dikuasai oleh pembeli. Dalam keadaan demikian maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.

2.3 hipotesis
Peranan periklanan didalam suatu perusahaan dan dalam upaya mempertahankan serta mengembangkan perusahaan baik bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri maupun jasa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS