Post Icon

teori kepemimpinan

saya mengutip dari beberapa link internet tentang masalah yang sedang terjadi pad PT Sony Indonesia .

Analisis terhadap PT Sony Indonesia
1. Ancaman masuk dari pendatang baru
a. Pendatang baru perusahaan elektronik yaitu: Matsunichi, Nanotec, dll.
b.Manajemen Strategi yang dilakukan:
- Mempertahankan Loyalitas Perusahaan kepada para Konsumen
- Tetap menjadikan produk eloktronik yang terbaik
- Tetap menjadikan produk elektronik yang unggulan
2. Kekuatan posisi tawar pemasok
a. Karena Sony Corporation yang berpusat di Minato, Tokyo, Jepang. Para pemasok Sony tentunya tidak berasal dari dalam saja, melainkan dari luar kota tersebut.
b. Sony Indonesia harus mempunyai hubungan yang baik dengan para Pemasok, baik di luar maupun di dalam.
3. Kekuatan posisi tawar pembeli
a. Para pembeli produk Panasonic diantaranya konsumen awam, pebisnis dan industri .
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
- Produk berkualitas dan memuaskan para konsumen.
- Memberikan kontribusi usaha kepada para pelanggan.
- Harga bersaing
- Pemberian Service Garansi yang memuasakan
- Pelayanan yang baik
- Promosi sesuai dengan mutu
- Elektronik yang tahan lama / awet.
4. Ancaman produk substitusi
a. Sony adalah pemimpin dalam banyak elektronik dan teknologi industri. selain itu Sony juga merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, seperti video, komunikasi, video game consoles, Play Station, TV plasma, Kamera, AC, Kulkas, Laptop, mesin cuci dll.Substitusi dari produk Panasonic tentunya masih bersifat tradisional misalnya komunikasi subsitusinya dengan surat, Play Station subsitusinya dengan permainan robot yang sederhana, laptop subsitusinya dengan mesin ketik, dan mesin cuci subsitusinya dengan papan penggilesan.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
- Menjadikan manufaktur kelas dunia di bidang produk elektronik
- Menghasilkan produk dengan kualitas terbaik
- Menawarkan produk-produk yang akan memperkaya hidup mereka; produk-produk yang dibuat berdasarkan ide-ide segar dan inovatif.
- Terus berinovasi menciptakan produk-produk yang handal berguna dan hebat.
5. Kekuatan Kompetitor
a. Samsung, Panasonic, LG, Sanyo, Sharp, Toshiba, Denpoo dll.
b. Manajemen Strategi yang dilakukan:
- Melakukan Inovasi Produk
- Harga yang lebih terjangkau tetapi mutu tetap
- Promosi ditingkatkan
- kualitasnya ditingkatkan

Dan dari sebuah berita online


Presdir Sony: Penutupan bukan karena Masalah dalam Negeri
04 Desember 2002

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Direktur PT Sony Elektronik Indonesia (SEI) Takada membantah penutupan pabrik PT Sony Elektronik Indonesia dikarenakan masalah dalam negeri Indonesia, melainkan masalah internal PT Sony Corporation. Takada mengungkapkan hal itu usai bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Jakarta, Rabu (4/12).
Takada datang ke Depnakertrans memenuhi undangan Menakertrans. Ia diminta memberikan klarifikasi atas rencana penutupan pabrik Sony yang mengakibatkan di PHK-nya sekitar 1.000 karyawan.

Menakertrans Jacob Nuwa Wea menjelaskan, dalam klarifikasinya, pihak Sony Elektronik menyebutkan alasan utama penutupan yaitu untuk efisien perusahaan. Kebijakan tersebut diambil dalam rangka menghadapi masalah global. Penutupan pabrik tidak hanya dilakukan di Indonesia, melainkan di tempat-tempat lain, sehingga jumlah pabrik menjadi 54 dari 70 yang ada sejak 1999.

"Jadi masalah Sony itu bukan masalah pajak atau perburuhan atau masalah lainnya, tetapi upaya efisiensi perusahaan menghadapi tantangan global, "kata Jacob mengutip pernyataan Takada. Jacob menerima Takada di ruang kerjanya selama kurang dari setengah jam.

Takada menjelaskan pabriknya di Indonesia semula memiliki 11 line, tetapi kini hanya tiga saja. Kondisi demikian tidak memungkinkan perusahaannya untuk break event point (titik impas).

Di sisi lain, Jacob juga menegaskan jika PT SEI menutup pabriknya di Indonesia lalu mengalihkannya ke Malaysia atau ke negara lain maka sebagai warga negara, Jacob menyatakan akan mengampanyekan boikot penggunaan produk Sony.

Dikatakannya, sebagai bangsa, Indonesia harus memiliki sikap atas permasalahan yang ada bukan mengikuti arus yang ada. Namun, dikatakannya pula bahwa sebagai Menteri dia ingin mengklarifikasi apakah penutupan PT SEI karena alasan perburuhan, pajak, keamanan atau masalah dalam negeri lainnya.

Ketika menjawab pertanyaan, Jacob menyatakan tidak ada penegasan PT SEI akan menutup pabriknya di Indonesia. "Saya menyarankan agar jangan menutup pabriknya, tetapi lakukanlah efisiensi," kata Jacob.

Pada pertemuan tersebut Takada juga tidak menyinggung tentang rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan PT SEI. "Jika mereka mau mem-PHK harus melaporkannya ke Depnakertrans," kata Jacob.

Ketika dikonfirmasi pernyataan Sony Corp bahwa mereka akan menutup pabriknya di Indonesia, Jacob menyatakan dirinya mempercayai informasi dari PT SEI. Dijelaskannya pula, bahwa mendatang dirinya akan melakukan pertemuan lagi dengan manajemen PT SEI untuk menindaklanjuti pertemua hari ini.

Sebelumnya, Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Syukur Sarto mengatakan, Sony Electronik Indonesia (SEI) tutup karena tidak efisien dan bukan karena alasan ketenagakerjaan. Menurutnya, faktor ketenagakerjaan sebagai alasan utama penutupan terlalu dicari-cari.

"Sejak awal keberadaan Sony di Indonesia sudah tidak 'fair' karena terlalu diproteksi dan diberi kemudahaan," kata Syukur. Sony selama ini diberi izin untuk mengimpor komponen elektronik langsung dari Jepang, dengan alasan kualitas home industri lokal tidak memadai. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini, sementara Indonesia memiliki home industri yang cukup baik di Bandung.

Tinggi harga kompenen elektronik Jepang tersebut menjadikan Sony Indonesia harus menekan biaya buruh (labor cost) menjadi 1,5% saja. Dengan persentase sebesar itu upah buruh Sony memang sudah diatas UMR, tetapi tetap relatif kecil jika dibandingkan di negara lain.

Di pabrik Sony lainnya, komponen upah buruh sebesar 8,5% dari total cost. Ketentuan ini membuat biaya produksi jadi meningkat sehingga produk yang dihasilkan tidak kompetitif lagi. "Terlebih lagi produk elektronik Sony buatan pabrik Indonesia harus diekspor dulu ke Malaysia baru diimpor lagi ke Indonesia," kata Syukur. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)


dari semua berita yang saya masukan ke dalam blog, saya melihat PT Sony termasuk dalam model kepemimpinan contingensi of leadership
karena , model ini tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya yang terjadi pada saat ini .

sumber :
http://nisitablog.blogspot.com/2010/03/analisis-lima-kekuatan-m-porter-pada-pt.html

http://www.tempo.co.id/hg/ekbis/2002/12/04/brk,20021204-05,id.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar